Resume Baru
Loading...

Selamat datang di ResumeBukuBestseller. Blog ini menerima resume-resume buku bestseller nasional dan internasional (yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia). Jadi, kirimkan email Anda ke ismailmidi@gmail.com untuk menjadi salah satu kontributor blog ini dan berbagi dengan yang lain.

Blog ini hanya memberikan ringkasan yang tentu saja jauh lebih sederhana dari buku aslinya. Silahkan beli bukunya untuk mendapatkan isi yang lebih lengkap.

Monday, 18 November 2013

Berani Menertawakan Diri Sendiri

09:36

Detail Buku:

  • JUDUL: Berani Menertawakan Diri sendiri
  • PENULIS: Sulaiman Budiman
  • PENERBIT: Bhuana Ilmu Populer
  • TAHUN: 2012
  • HALAMAN: 199
  • ISBN: 978-979-074-547-6

Resume Buku:

“Buku Berani Menertawakan Diri Sendiri adalah buku bagi sang PEMBERANI yang mampu tertawa dan terus belajar memperbaiki diri untuk menjadi seorang PEMENANG” --- Darmadi Darmawangsa M.Sc., C.Eng (Penulis Buku CHAMP!ON).

Begitulah salah satu tanggapan pembaca buku ini. Secara garis besar buku Berani Menertawakan Diri Sendiri ini adalah Kumpulan dari kisah-kisah jenaka yang mengundang tawa pembacanya. Namun dibalik kisah-kisah jenaka yang diceritakan penulis lewat buku ini ternyata terdapat pesan-pesan moral dan teladan yang berguna untuk pengembangan diri pembaca. Tak jarang kisah-kisah tersebut sering kita alami di dunia nyata. Bisa jadi Anda menertawakan diri sendiri dengan mengatakan, "Ternyata, sekalipun sarjana, saya tidak banyak berbeda dengan tukang becak. Bekerja seharian untuk mencari sesuap nasi. Bukankah tukang becak melakukan hal yang sama?" Atau, jika Anda sudah menikah, boleh jadi Anda menertawakan diri sendiri dengan mengatakan, "Dulu, sebelum menikah saya berusaha keras untuk membuat sebuah pesta pernikahan yang meriah dan romantis. Namun, setelah menikah, saya tidak merawatnya dengan sangat baik. Ternyata, saya lebih mengejar kebahagiaan sehari ketimbang kebahagiaan yang lebih lama." Atau, bagi Anda yang sudah bekerja, boleh jadi Anda menertawakan diri sendiri dengan mengatakan, "Saya mendapat gaji bulanan dari perusahaan ini, sehingga saya bisa memenuhi kebutuhan keluarga, tetapi saya sering menjelek-jelekkan perusahaan ini. Ternyata, saya telah menjadi orang yang meludah di sumur yang airnya saya minum.

Salah satu kisah yang menarik dalam buku ini adalah bagian yang berjudul “Keyakinan dan Payung”, pada cerita ini dikisahkan, Di sebuah desa tengah dilanda kekeringan karena musim kemarau yang berkepanjangan, seorang pendeta mengajak umatnya yang tengah beribadah untuk bersama-sama berdoa memohon hujan kepada tuhan. “saudara-saudaraku yang terkasih, jika kita mau berdoa bersama-sama dengan penuh keyakinan, tuhan akan mengabulkan permohonan kita”, kata pemuka agama itu sambil bertanya,”apakah saudara-saudara yakin?” “Yakin sekali!” jawab umatnya serempak. “Baik, jika demikan, sampai ketemu dalam ibadah minggu depan dan saya berharap saat itu hujan telah turun membasahi desa kita” seru sang pendeta. Seminggu kemudian, ketika mereka kembali berkumpul di tempat ibadah, para jemaat mengeluh karena hujan belum juga turu. “Pak, mengapa tuhan tidak mendengarkan doa kita, katanya kalau kita berdoa dengan yakin tuhan akan mengabulkan permintaan kita.” Tanya seorang umat. “Apakah kalian sudah berdoa dengan sungguh-sungguh dan penuh keyakinan?” tanya pendeta itu. “Ya kami yakin tuhan akan mendengar dan mengabulkan doa kami” ujar seorang umat. “Kalau kalian memang benar-benar yakin hari ini akan turun hujan, mengapa hari ini kalian tidak membawa payung?” tanyanya. Seketika itu juga para jemaat saling memandang dan diam.

Hal itu sebenarnya menandakan mereka tidak yakin kalau hari ini akan turun hujan. Dari kisah ini dapat disimpulkan bahwa Keyakinan tidak cukup hanya ditunjukkan dengan kata-kata yang kita ucapakan, keyakinan harus dibuktikan dengan komitmen dan tindakan yang membuat orang lain percaya terhadap kata-kata kita. Selain kisah diatas ada puluhan kisah bermakna yang coba di samapikan penulis melalui humor-humor ringan. Dengan membaca kisah-kisah dalam buku ini, anda akan menemukan sindiran-sindiran yang dikemas dengan apik oleh penulisnya agar kita menyadari kekuarangan dan kelemahan diri sendiri dan bisa menjadi orang yang rendah hati, dan bukan rendah diri. Pertanyaannya, apakah anda sudah berani menertawakan diri sendiri?

“Orang pesimis berkata, hal itu mungkin, tetapi sulit, sebaliknya orang optmis berkata hal itu sulit, tetapi mungkin”

-DNE-

0 komentar:

Post a Comment

 
Toggle Footer